58 research outputs found

    Aplikasi Foto Udara untuk Pemetaan Kerentanaan Tuberkulosis di Kecamatan Bekasi Barat Berdasarkan Kondisi Lingkungan

    Full text link
    Penggunaan data penginderaan jauh dan sistem informasi geografis sudah terbukti cukupefektif dalam bidang ilmu kesehatan lingkungan dan epidemiologi. Tujuan dari penelitian ini adalah, 1)Menguji kemampuan Foto Udara untuk mengestraksi parameter penyebab pesebaran tuberkulosis, 2)Memetakan kerentanan tuberkulosis di kecamatan Bekasi Barat, dan 3) Mengetahui faktor yang palingmempengaruhi persebaran penderita tuberkulosis di kecamatan Bekasi Barat. Penelitian inimenggunakan foto udara Kecamatan Bekasi Barat yang diambil pada tahun 2013. Tahapan penelitianini terdiri atas interpretasi beberapa parameter yang dapat diambil dari foto udara, uji akurasi hasilinterpretasi & survei lapangan, serta pengolahan hasil akhir dengan melakukan skoring pada parameterparameter yang mempengaruhi sebaran penyakit tuberkulosis. Peta Kerentanan tuberkulosis diKecamatan Bekasi Barat menunjukan bahwa sebagian besar blok permukiman di kecamatan ini cukuprentan terhadap penyakit tuberkulosis. Parameter lingkungan tidak memiliki pengaruh yang kuat dalamtransmisi bakteri tuberkulosis, kepadatan permukiman memiliki nilai korelasi tertinggi dengan nilai0,426

    Pemanfaatan Citra Geoeye – 1 Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemodelan Spasial Risiko Penyakit Diare Akut Pada Balita

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui tingkat akurasi citra GeoEye – 1 untuk ekstraski data yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, 2) mengidentifikasi distribusi pola spasial penyakit diare akut pada Balita, 3) mengetahui sebaran risiko penyakit diare akut pada Balita, dan 4) hubungan model spasial dengan kejadian penyakit diare akut pada Balita di Kecamatan Moyudan. Model dibuat dengan menggunakan SIG dengan metode model indeks. Moran\u27s I dan High/Low Clustering digunakan untuk mengetahui pola distribusi spasial yang terbentuk dan crosstab digunakan untuk mengetahui hubungan model spasial dan kejadian penyakit diare akut pada Balita. Hasil penelitian menunjukan bahwa akurasi citra adalah 87,33%. Kejadian diare akut pada Balita membentuk pola acak. Pemodelan spasial tingkat risiko diare akut pada Balita menghasilkan lima kelas yaitu, sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dengan sangat tinggi dengan urutan luas sebagai berikut : 95,08; 241,19; 143,59; 125,89 dan 65,70 Ha. Model spasial memiliki hubungan terhadap kejadian penyakit dengan nilai Asymp. 0,031

    Pemodelan Prediksi Kerawanan Penyakit Malaria Menggunakan Metode Ordinary Least Square (Ols) di Sebagian Kabupaten Kulon Progo

    Full text link
    Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu wilayah endemis malaria tidak hanya di Daerah Istimewa Yogyakarta namun juga di wilayah Pulau Jawa. Kecamatan yang termasuk daerah endemik penyakit malaria di Kabupaten Kulonprogo yaitu Kecamatan Girimulyo dan Kokap. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kemampuan citra Quickbird dalam identifikasi parameter, identifikasi tingkat kerawanan malaria, dan melakukan pemodelan prediksi kerawanan malaria. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian yaitu metode kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam melakukan tujuan pertama yaitu menggunakan matriks uji ketelitian, untuk tujuan kedua menggunakan teknik overlay dan dilakukan klasifikasi, sedangkan untuk tujuan ketiga menggunakan metode OLS. Hasil yang diperoleh untuk interpretasi penggunaan lahan memiliki nilai ketelitian sebesar 93.63% dan 95% untuk kerapatan vegetasi. Tingkat kerawanan malaria paling tinggi berada di sebagian Kecamatan Kokap dan Kecamatan Pengasih, sedangkan berdasarkan hasil prediksi Kelurahan Purwosari, kelurahan Jatimulyo, dan Kelurahan Hargotirto memiliki prediksi tingkat kerawanan yang tinggi

    Analisis Spasial Wabah Demam Berdarah Dengue (Dbd) terhadap Kondisi Kesehatan Lingkungan Permukiman dan Perilaku Masyarakat (Kasus Kecamatan Pakualaman Kota YOGYAKARTA dan Sekitarnya)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan citra Worldview 2 dalam mengidentifikasi parameter kualitas permukiman, memetakan kondisi kesehatan lingkungan permukiman, memetakan sebaran penyakit DBD, dan mengetahui hubungan antara kesehatan lingkungan permukiman dan perilaku masyarakat terhadap kejadian penyakit DBD. Citra Worldview 2 tahun 2014 digunakan untuk menyadap informasi kesehatan lingkungan permukiman yaitu kepadatan permukiman dan kondisi halaman serta kondisi saluran air hujan dan faktor perilaku berdasarkan hasil lapangan. Penentuan pola sebaran penyakit DBD berdasarkan metode analisis nearest neighbor. Sedangkan hubungan kondisi kesehatan lingkungan permukiman dan perilaku masyarakat dianalisis menggunakan metode spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Citra Worldview 2 menghasilkan ketelitian sebesar 88%. Pola sebaran penyakit DBD menghasilkan pola yang mengelompok serta terdapat hubungan antara kondisi kesehatan lingkungan permukiman dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik dimana kondisi saluran air hujan memiliki pengaruh yang besar

    Pemanfaatan Citra Quickbird untuk Kajian Hubungan Kesehatan Lingkungan Permukiman dengan Penyakit Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Umbulharjo, YOGYAKARTA

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan lingkungan permukiman di Kecamatan Umbulharjo, mengetahui pola sebaran kejadian penyakit demam berdarah dengue dan chikungunya, serta mengetahui hubungan antara parameter kesehatan lingkungan permukiman dengan kejadian penyakit dan angka bebas jentik. Citra Quickbird tahun 2010 digunakan untuk menyadap data kepadatan permukiman, kerapatan pohon pelindung, dan kondisi halaman, sedangkan data pengelolaan air limbah, pembuangan sampah serta kondisi saluran air hujan diperoleh dari lapangan. Data kejadian penyakit dan angka bebas jentik diperoleh dari Puskesmas Umbulharjo I dan II. Penentuan pola sebaran dilakukan dengan metode Average Nearest Neighbour, sedangkan perhitungan korelasi menggunakan metode rank Spearman. Hasil menunjukkan bahwa citra Quickbird memiliki tingkat ketelitian interpretasi sebesar 86.67%, dimana secara umum kondisi permukiman termasuk kelas sedang (56.88%). Pola sebaran penyakit demam berdarah dengue maupun chikungunya termasuk mengelompok, selanjutnya terdapat korelasi yang cukup kuat antara kondisi kesehatan lingkungan dengan keberadaan jentik, dimana kepadatan permukiman, kondisi halaman, serta pengelolaan air limbah merupakan parameter yang berpengaruh besar

    Monitoring Kejadian Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Gondokusuman Dan Sekitarnya Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    p style="text-align: justify;">Penyakit demam berdarah di Yogyakarta masih banyak dijumpai saat ini meskipun sudah ditemukan sejak tahun  1972. Hal ini dikarenakan belum ditemukannya metode efektif untuk memberantas demam berdarah. Penelitian ini bertujuan untuk 1) memetakan persebaran kejadian demam berdarah di Kecamatan Gondokusuman secara multitemporal, 2) mengetahui pola persebaran penyakit demam berdarah di Kecamatan Gondokusuman akumulasi dari tahun 2013 sampai tahun 2017, 3)  mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap pola kejadian demam berdarah. Metode yang digunakan untuk memetakan kejadian demam berdarah adalah geotagging, nearest neighbor analysis, korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran kejadian demam berdarah secara multitemporal tidak menentu. Pola spasial kejadian Demam Berdarah akumulasi dari tahun 2013-2017 adalah mengelompok dengan Nearest Neighbour Ratio sebesar 0.932034. Korelasi parameter dengan pola kejadian umumnya sangat rendah namun parameter yang memiliki korelasi tertinggi diantara parameter yang digunakan adalah kerapatan vegetasi (r=0.113).

    Aplikasi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Terhadap Kesesuaian Lahan Permukiman Di Sebagian Kabupaten Tangerang

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat ketelitian citra Landsat 8 dalam ekstraksi parameter kesesuaian lahan permukiman, mengetahui tingkat kesesuaian lahan permukiman di Kabupaten Tangerang, melakukan evaluasi kesesuaian lahan permukiman terhadap rencana tata ruang wilayah. Metode yang digunakan adalah uji akurasi, metode kualitatif mengguanakan overlay matching terhadap parameter kesesuaian lahan permukiman. Hasil dari uji akurasi parameter kesesuaian lahan adalah bentuklahan, penggunaan lahan, lama penggenangan banjir berturut- turut sebesar 86%, 96%, dan 98%. Kelas kesesuaian lahan yang diperoleh adalah S1, S2, S3, N1, N2 dengan masing-masing luasan sebesar 70,83 km2 and 47,31 km2, 154,74 km2, 29,79 km2 and 36,83. Hasil evaluasi rencana pola ruang terhadap kesesuaian lahan adalah lahan seluas 153,59 km2 sesuai untuk permukiman yang tersebar di seluruh kecamatan di area kajia

    Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Kerawanan Penyakit Pernapasan Akibat Erupsi Gunungapi Kelud di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur

    Full text link
    Penelitian terkait penyakit pernapasan dengan material abu vulkanik bertujuan mengkaji citra Pléiades 1A/1B melalui SIG dalam melakukan ekstraksi parameter dan membuat peta tingkat kerawanan penyakit ISPA. Tujuan kedua untuk mengetahui tingkat kerawanan penyakit pernapasan di Kecamatan Nglegok. Ekstaksi parameter diperoleh dari hasil interpretasi visual dengan citra Pléiades 1A/1B. Parameternya adalah blok permukiman, kondisi atap bangunan, dan lebar jalan. Melalui parameter tersebut dilakukan overlay. Data sekunder yang digunakan adalah data curah hujan tahun 2014 dan data penderita penyakit ISPA.Hasil penelitian menunjukkan citra Pléiades 1A/1B dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan ekstraksi data dengan uji akurasinya : blok permukiman sebesar 99,1%; kondisi atap bangunan sebesar 98,5%; dan lebar jalan sebesar 95,5%. Sedangkan tingkat kerawanan penyakit pernapasan akibat erupsi gunungapi Kelud adalah sebagai berikut : tingkat kerawanan tinggi luas areanya 0,037 km2; kerawanan sedang dengan luas 1,74 km2; dan kerawanan rendah sebesar 45,59 km2

    Analisis Spasial Penyakit Kecacingan Soil Transmitted Helminth dengan Karakteristik Tanah melalui Pendekatan Geomorfologi di Kabupaten Bantul

    Full text link
    Penyakit kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) merupakan penyakit tersembunyi di negara tropis, salah satunya Indonesia. Pada tahun 2014, prevalensi penyakit ini masih cukup tinggi di beberapa daerah seperti di Kabupaten Bantul ditemukan 358 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui jenis dan karakteristik tanah dengan pendekatan geomorfologi, 2) menganalisis kesesuaian tanah untuk hidup cacing STH, dan 3) menganalisis secara spasial antara penyakit kecacingan STH dengan tanah. Metode analisis untuk identifikasi tanah dan kesesuaiannya menggunakan metode analisis aritmatic matching, sedangkan untuk mengetahui hubungan persebaran penyakit kecacingan STH menggunakan metode analisis autocorrelation Moran's I. Hasil yang didapatkan, dari ketujuh jenis tanah hasil identifikasi yaitu regosol, aluvial, latosol, kambisol, grumusol, mediteran, dan rendzina, sebesar 94,5% mempunyai kesesuaian untuk hidup cacing STH. Analisis spasial penyakit kecacingan STH dengan karakteristik tanah menunjukkan adanya korelasi, namun persebaran penyakit tersebut tidak saling berhubungan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai indeks Moran sebesar -0,084 dengan pola spasial yang random
    • …
    corecore